Pondasi Cerucuk: Pengertian, Sejarah, Kelebihan dan Kekurangan, dan Cara Pengaplikasiannya

Sebagai bagian terpenting dalam proyek konstruksi, pondasi berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur bagian atas ke dasar tanah.  Pondasi cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang umum digunkan untuk bangunan, jalan ataupun jembatan, khususnya bangunan yang berada di daerah yang kondisi tanahnya kurang stabil atau lunak seperti rawa atau tanah gambut.

Cerucuk merupakan susunan tiang kayu, bambu, atau pipa yang diisi batang besi dan adukan cor yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal ke dalam tanah yang bertujuan untuk memperkuat dasar tanahnya terhadap beban di atasnya.


Apa itu Pondasi Cerucuk?

pondasi cakar ayam pada bagian atasnya. Sebelumnya harus dilakukan penyatuan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu. Baru setelah itu, dapat dibuat bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.



Tips yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Pondasi Cerucuk





Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan cerocok kayu sebagai pondasi, yaitu:

1. Hindari penggunaan “kayu yang sudah mati”

Gunakan jenis kayu mahang dan ubar yang sudah umum dipakai sebagai cerocok kayu. Kayu yang sudah didatangkan tersebut, segera mungkin untuk ditanam atau ditancamkan pada lokasi pondasi. 

Khususnya kayu mahang dengan berat jenis yang kecil ini mudah mengalami lapuk apabila tidak direndam dalam air. Jenis kayu ini tidak boleh dibiarkan di udara terbuka lebih dari seminggu karena kandungan airnya akan hilang yang menyababkan kayu cepat lapuk atau "mati". 


2. Gunakan kayu ubar pada lokasi dengen elevasi muka air tanahnya yang tinggi

Jenis kayu ubar ini masih jauh lebih awet untuk tanah dengan kondisi tanah yang setengah basah. Apalagi ubar ini termasuk jenis kayu keras kelas satu. Pastikan memilih kayu ubar yang asli dengan ciri-ciri kayunya berupa memiliki warna yang kemerah-kemerahan sampai coklat. Kayu ini lebih berat dibandingkan kayu mahang.


3. Gunakan kayu mahang pada lokasi tanah rawanya dengan lapisannya yang tebal/dalam

Kayu Mahang dengan berat jenisnya kecil akan lebih baik digunakan sebagai friction pile, yaitu berfungsi sebagai daya dukung tiang yang berasal dari gesekan tiang atau lekatan tiang kayu. 

Dengan berat jenis yang kecil bukan hanya mampu mengurangi berat tiang itu sendiri, tetapi bisa menimbulkan daya apung yang cukup besar. 

Kayu mahang  ini bukan hanya awet apabila terendam dalam tanah rawa, tetapi kayunya juga bisa menjadi hidup.

Itulah ulasan mengenai pondasi cerucuk dan cara pengaplikasiannya. Untuk proses pemancangan kayu cerucuk ke dalam tanah dapat dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan/atau menggunakan cara mekanik atau alat mesin yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu cerucuk sehingga akan tergeser secara vertikal ke dalam tanah yang ditumbukkan.

Post a Comment for "Pondasi Cerucuk: Pengertian, Sejarah, Kelebihan dan Kekurangan, dan Cara Pengaplikasiannya"