3 Ciri Khas Bentuk Atap Masjid Indonesia, Perkembangan, dan Kelebihan Serta Kekurangan

Masjid merupakan salah satu bangunan yang sangat populer di Indonesia. Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tidak heran jika masjid sangat mudah ditemui dimanapun. Pernahkah Anda memperhatikan bentuk atap masjid yang ada di Indonesia?


Jika diperhatikan dengan lebih dekat, Anda akan melihat beberapa ciri khas yang dimiliki oleh masjid yang ada di Indonesia. Ciri khas tersebut membuat bangunan masjid yang ada di negara ini terlihat berbeda dari bangunan masjid yang ada di berbagai negara lainnya. Apa saja ciri khasnya?

Standar Dudukan Kubah Masjid yang Ideal  

2. Jumlah atap ganjil

Pernah menghitung berapa jumlah atap atau kubah masjid? Sebagian besar bangunan masjid yang ada di Indonesia mempunyai atap atau kubah yang jumlahnya ganjil. Hal ini mengingatkan para penduduk Indonesia pada atap candi dengan denah bujur sangkar.

Atap candi tersebut juga selalu bersusun dan mempunyai stupa di bagian puncaknya. Adakalanya, susunan atap candi berbentuk menyerupai payung yang terbuka. Bentuk atap masjid seperti itu sudah terpengaruh oleh budaya Hindu Buddha.

3. Mempunyai menara

kubah galvalum biasanya mempunyai rangka galvanis dan selimut berupa baja galvalum.

Kelebihan Kubah Galvalum

Kekurangan Kubah Galvalum

Mempunyai kekuatan yang hebat untuk menahan panas dan bencana alam.

Kekuatannya masih di bawah kubah masjid yang terbuat dari bahan semen.

Tahan terhadap karat dan korosi, cocok untuk menggantikan atap yang terbuat dari bahan seng.

Warna kubah galvalum bisa tahan sampai puluhan tahun.


Perkembangan Bentuk Atap Masjid Kuno Hingga Modern di Indonesia



Pada abad yang ke-15, sebagian besar warga Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit sehingga mayoritas penduduk nusantara menganut agama Hindu. Itulah sebabnya banyak bangunan masjid yang dibangun menyerupai bangunan dari Kerajaan Majapahit.


Tujuannya adalah bangunan masjid tersebut bisa diterima oleh warga sekitar. Selain itu, masjid juga dibangun dengan nuansa adat dari daerah setempat. Contohnya saja Masjid Agung Demak yang mempunyai arsitektur campuran Hindu, Jawa, dan Islam.


Penggunaan kubah pada masjid baru dikenal oleh warga Indonesia pada abad yang ke-18. Di tanah Jawa, kubah masjid baru dikenal pada abad ke-20. Masjid di Indonesia mulai mengadopsi kubah pada tahun 1833 hingga 1843 di bawah kekuasaan Raja Abdul Rahman.

--

Saat ini, banyak masjid di Indonesia sudah dilengkapi dengan bentuk atap masjid yang menarik dan mempunyai sejarah yang sebaiknya Anda pahami.

Post a Comment for "3 Ciri Khas Bentuk Atap Masjid Indonesia, Perkembangan, dan Kelebihan Serta Kekurangan"