Turap dengan dinding cantilever, sebagaimana dinyatakan dalam namanya adalah tiang yang ujungnya tertahan oleh tanah sehingga seolah-olah tergantung. Stabilitas turap jenis ini sangat tergantung pada panjang penanaman tiang.
Defleksi lateral yang terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang bahan turap yang di butuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang di tahan (akibat momen lentur yang timbul), turap Kantilever hanya cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian/kedalaman sedang.
Sedangkan turap berjangkar, disamping ujungnya tertanam, di sekitar ujung lainnya dipasang jangkar yang akan memberikan gaya tarik melawan kecenderungan tiang turap terdorong ke arah yang berlawanan dengan tanah.
Dalam metode konstruksi tiang turap terdapat beberapa cara, yaitu pertama dengan meletakkannya di dalam tanah yang terlebih dahulu digali lalu kemudian diisi kembali dengan tanah isian, dan yang kedua dengan memancangkannya ke dalam tanah, kemudian tanah di depannya digali. Atau dalam hal konstruksi dermaga, tiang turap dipancangkan dalam air hingga mencapai tanah, kemudian tanah isian diberikan di belakangnya. Dalam banyak kasus tanah isian yang diletakkan di belakang dinding turap biasanya adalah tanah granular. Sementara tanah di bawah garis penggalian bisa tanah pasir atau lempung. Permukaan tanah pada sebelah dimana air berada biasanya diacu sebagai garis galian (dredge line). Berdasarkan hal ini terdapat dua macam metode konstruksi turap, yaitu
- Struktur urugan (backfilled structure)
- Struktur galian (dredged structure)
Langkah-langkah pelaksanaan struktur urugan diperlihatkan pada Gambar 1 dan struktur galian pada Gambar 2
Post a Comment for "Dinding Turap Kantilever"