Dinding Struktur Bangunan

Dinding adalah pembatas ruangan pada arah horisontal, memisahkan ruangan-ruangan sesuai fungsinya. Sebutan dinding sering mengacu kepada pasangan bata merah. Pada saat ini dinding tidak hanya terbuat dari bata merah atau kayu namun dapat juga terbuat dari beton campuran busa (foam), styrofoam concrete, beton non pasir, particle boar, gypsum dll.


Bahan penyusun dinding yaitu :


1. Tanah liat


2. Bambu


3. Kayu


4. Papan buatan dari gypsum (partisi)


5. Batu bata


6. Batako


7. Blok dari beton ringan




  • Campuran foam

  • Beton non pasir agregat ringan

  • Styrofoam-concrete panel


Persyaratan sebuah dinding yaitu :


1. Kokoh dan cukup kaku


2. Mampu menjadi isolator suhu


3. Mampu meredam suara


4. Kedap air


5. Diusahakan seringan mungkin


6. Mudah dalam pemasangannya


7. Dapat memberikan bentuk-bentuk dan penampilan yang menarik


Dinding dari tanah liat


Dinding ini sampai sekarang masih digunakan untuk perumahan di beberapa daerah seperti di Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin dll. Sebelum dipasang, tanah liat dicampur air sampai diperoleh sifat plastis sehingga mudah dibentuk. Kemudian tanah dibentuk menjadi blok-blok atau bentuk lainnya yang memudahkan dalam pemasangannya. Tanah dengan bentuk-bentuk tertentu yang masih agak basah disusun sedemikian hingga membentuk dinding. Dinding dari tanah ini memiliki keunggulan dapat menjaga suhu di dalam rumah tetap dingin meskipun di luar ruangan panas. Kelemahan dinding ini adalah sifatnya yang getas sehingga membahayakan pada saat terjadi gempa bumi.


Dinding anyaman bambu


Dinding anyaman bambu digunakan pada rumah-rumah sederhana, biasanya di pedesaan. Dinding berupa anyaman dari bambu yang disayat menjadi bentuk pita, atau anyaman bilah bambu. Dinding ini tidak cukup kaku dan pemasangannya memerlukan penyokong. Dinding anyaman bambu yang dibuat dari bagian kulit akan memiliki kekuatan dan keawetan yang lebih baik dibanding anyaman yang tidak menyertakan kulit bambu. Bangunan rumah dengan dinding bambu biasa disebut dengan bangunan non permanen.


Dinding dari kayu


Dinding kayu dapat berupa papan-papan yang dipasang saling bersebalahan sehingga membentuk dinding, atau dari batang kayu yang ditumpuk dengan perkuatan pada arah vertikal. Papan penyusun dinding dipasang pada arah vertikal maupun horisontal dengan metode penyambungan dan perkuatan tertentu. Dinding kayu dapat memberikan penampilan yang alami, namun memerlukan usaha untuk pengawetan. Teknik penyambungan pada dinding kayu menekankan agar air tidak masuk ke permukaan bagian dalam dinding. Dinding kayu bila menggunakan jenis kayu dengan kualitas baik dapat menjadi lebih mahal dibandingkan dinding pasangan bata. Baik digunakan pada daerah dengan empat musim karena akan awet.


Dinding dari papan gypsum (partisi)


Dinding dari papan gypsum digunakan sebagai pemisah ruangan di bagian dalam gedung tidak sebagai dinding tepi bangunan, sehingga sering disebut sebagai partisi. Papan gypsum akan dilapisi dengan kertas penutup (wallpaper) dengan warna dan tekstur yang bervariasi sehingga memberikan penampilan yang menarik. Bahan gypsum tidak tahan terhadap air maupun kelembaban sehingga harus diusahakan agar selalu kering. Bila terkena air atau kelembaban yang berlebih papan gypsum akan menjadi rapuh. Perkuatan papan gypsum agar dapat kokoh berdiri sebagai dinding menggunakan batang aluminium atau kayu. Papan ini banyak digunakan pada perkantoran atau gedung kuliah karena memberikan keuntungan memudahkan dalam perubahan ruangan dan struktur menjadi ringan.


Dinding Pasangan


Dinding pasangan terbuat dari batu bata merah, campuran semen dan pasir dalam bentuk blok (batako), campuran semen-pasir-foam (busa) dalam bentuk blok, panel dari styrofoam concrete, dll. Ukuran ketebalan dinding bervariasi, pada pasangan bata ditentukan oleh posisi batu penyusunnya. Masing-masing elemen penyusun dinding direkatkan satu dengan lainnya menggunakan campuran semen, pasir, kapur dengan berbagai komposisi sebagai perekat. Sambungan antar elemen penyusun dinding disebut siar. Siar merekatkan pada semua sisi batu bata, posisi vertikal dan horisontal yang disebut siar vertikal dan siar horisontal. Siar horisontal memanjang di atas satu lapisan bata dan menerus sepanjang dinding. Siar vertikal selalu terpotong oleh sebuah bata yang berada di atasnya.


Dinding Pasangan Batako


Batako adalah bahan penyusun dinding yang terbuat dari campuran semen dan pasir dengan komposisi campuran tertentu. Setelah semen, pasir dan air dicampur sehingga tercapai kondisi SSD (sub-surface drainage) campuran dimasukkan ke dalam cetakan dan selanjutnya dipress. Pencetakan batako memberikan bentuk yang memungkinkan terjadinya mekanisme hubungan yang kuat antara satu dengan lainnya dengan bantuan perekat mortar. Bagian tengah batako dapat diberi lubang untuk tulangan sebagai perkuatan dari lapisan paling bawah sampai lapisan paling atas. Penggunaan batako memberikan keuntungan pemasangan yang cepat, diperoleh hasil yang kokoh dan penggunaan sedikit plesteran. Kekurangan; isolator suhu yang kurang baik.


Dinding dari beton ringan


Untuk elemen non struktural bangunan, lebih diinginkan bahan yang ringan dengan kekuatan yang mencukupi saja. Dinding dapat memberikan sumbangan beban mati yang besar, sehingga kecendurungan saat ini diusahakan dinding menggunakan bahan-bahan yang ringan. Adanya beban mati yang ringan akan menguntungkan karena ;




  • Dimensi elemen struktural tidak terlalu besar

  • Fondasi tidak mendukung beban yang terlalu berat

  • Pada analisis gempa, beban mati yang kecil akan membuat struktur lebih tahan menerima gaya gampa



Beton ringan dibuat dengan mengganti agregat kasar (kerikil) dengan bahan lain dengan tujuan mengurangi beratnya.


1. Dinding dari foam-concrete


Foam concrete adalah campuran semen, pasir, air dan bahan khusus yang akan menghasilkan gelembung udara pada saat seluruh bahan tersebut dicampur. Agregat kasar (kerikil) sama sekali tidak dipergunakan. Campuran dengan kadar air tertentu dimasukaan dalam cetakan dan ditekan dangan gaya yang terukur agar udara yang sudah terjebak dalam campuran tidak keluar. Adanya udara (rongga) menjadikan dinding dari foam-concrete baik dalam sebagai isolator suhu, dan ringan. Kemudahan dalam pencetakan akan dapat menghasilkan berbagai ukuran yang dikehendaki. Pemasangan semakin cepat dan memerlukan mortar perekat. Di Amerika dan Eropa dinding dari bahan jenis ini sudah umum digunakan baik pada perumahan massal maupun dinding gedung perkantoran.


2. Dinding dari blok beton ringan non pasir


Beton non pasir adalah beton dengan menghilangkan bahan pasir dalam campurannya. Beton akan menjadi lebih ringan bila kerikil yang digunakan dari jenis batuan yang ringan. Batuan ringan yang digunakan antara lain; blantak (bantak), batu kapur (misalnya di daerah bawuran Gunung Kidul, Batu apung dari NTT, pecahan genting, tanah liat bakar, dll. Campuran dibuat dinding dalam bentuk blok-blok dengan ukuran seperti batako (sekitar 20 x 40 cm), atau dapat juga dicor langsung dengan cetakan menjadi dinding. Penggunaan beton non pasir memerlukan plester penutup yang kedap air sehingga dinding secara keseluruhan menjadi kedap air. Karena adanya rongga dalam dinding mengakibatkan dinding dapat menjadi isolator suhu yang baik dan juga dapat meredam terjadinya gema suara. Dinding dari bahan beton non pasir dapat dilaksanakan dengan cepat sepanjang digunakan metode yang tepat.


3. Dinding dari panel styrofoam concrete


Styrofoam concrete adalah beton dengan campuran semen, pasir, air dan butiran styrofoam sebagai pengganti agregat kasar (kerikil). Styrofoam biasa digunakan sebagai bahan pengaman pada pengemasan barang-barang elektronik maupun peralatan laboratorium. Styrofoam sebagai campuran beton berupa butiran lepas dengan diameter sekitar 4 mm. Karena styrofoam sangat ringan dan menggantikan kerikil yang berat sehingga setelah mengeras styrofoam concrete mempunyai sifat yang sangat ringan. Sifat yang sangat ringan ini memudahkan dalam pengangkutan baik dari lokasi pembuatan maupun pada saat proses pemasangan panelnya menjadi dinding. Sifat ringan juga akan menguntungkan secara struktural. Kemudahan pencetakan dapat menghasilkan ukuran panel sesuai dengan keinginan, bahkan dapat saja satu panel adalah satu luasan dinding secara keseluruhan.


Dinding Dari Beton Ringan
Dinding Dari Beton Ringan

Dinding Dari Beton Ringan
Dinding Dari Beton Ringan

Dinding Dari Beton Ringan
Dinding Dari Beton Ringan

Dinding Dari Beton Ringan
Dinding Dari Beton Ringan


Post a Comment for "Dinding Struktur Bangunan"